TINJAUAN TENTANG HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
DALAM PEMBELAJARAN
Oleh
Hendro Sugiharto, S.Ag, MM
NIP. 197411282005011003
1.
Pendahuluan
Pendidikan
yang ideal adalah pendidikan yang berorientasi ke masa
depan. Hal ini bukanlah
pekerjaan yang terjadi begitu saja, melainkan membutuhkan waktu yang
relatif panjang. Menurut Asep
Jihad dan Abdul
Haris, merujuk “teori Benjamin S. Bloom mengatakan pendidikan
mengacu pada pengembangan tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor”.[1]
Hal tersebut bisa diartikan bahwa pendidikan itu menghendaki
adanya keseimbangan antara pengembangan intelektual, kepribadian
maupun keterampilan.
Mencerdaskan
kehidupan bangsa yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, UU RI no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional merupakan salah satu tujuan nasional. Mengingat
pendidikan adalah tujuan nasional
bangsa Indonesia maka menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh masyarakat tanpa terkecuali untuk
berpartisipasi dalam upaya tersebut.
Menurut Dinn Wahyudin mengatakan bahwa “tanggung jawab tersebut realisasinya diwujudkan
dalam bentuk pendidikan formal, nonformal dan informal sebagaimana pasal 16 UU RI no 20 tahun 2003”.[2]
Pendidikan formal di Indonesia meliputi pendidikan tingkat MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA dan Perguruan Tinggi.
Ciri-ciri pendidikan formal yaitu diselenggarakan secara
teratur serta kurikulum yang sudah ditentukan.
Dalam
kehidupan sekarang ini permasalahan peserta didik di sekolah banyak dipengaruhi
faktor keluarga mereka sendiri antara lain adalah
a. Peserta
didik kurang dapat perhatian
dari orang tua. Mereka (orang tua) cukup disibukkan dengan kegiatan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, hingga
hampir sebagian besar ayah, ibu meninggalkan
anak-anaknya tanpa pengawasan secara langsung. Oleh karena itu pengawasan terhadap anak sedikit menjadi
terabaikan.
b. Terkadang secara tidak sadar banyak orang tua yang menganggap bahwa
mendidik anak itu selesai setelah anaknya memasuki dunia pendidikan atau
sekolah. Mereka menganggap ketika anak dimasukkan ke sekolah maka tanggungjawab
pendidikan berada pada pihak sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Oleh karena itulah fungsi pendidikan haruslah diluruskan dan di pelajari
kembali sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar mengajar banyak sekali kendala yang
dihadapi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
2.
Teori Hasil Belajar
a.
Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang juga merupakan suatu yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar mengajar tersebut
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk: seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan dan kemampuan.
Teori belajar dalam kaitan ini
adalah sebagai berikut:
1)
Suyono
dan Hariyanto mengatakan bahwa belajar adalah “suatu aktivitas memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan
mengokohkan kepribadian”.[3]
Dengan demikian tiga hal yang akan diperoleh dari hasil belajar yaitu Ilmu
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan kemampuan atau
keahlian (psikomotorik). Dalam penjelasannya Suyono dan Hariyanto
mengatakan “belajar juga merupakan proses bagaimana peserta didik berekplorasi,
menggali dan menemukan kemudian memungutnya, untuk mmeperoleh pengetahuan”.[4]
2)
Masitoh
dan Laksmi Dewi mengatakan bahwa “belajar merupakan suatu sistem lingkungan
belajar yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, peserta
didik, dan guru”.[5]
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan tetapi melibatkan banyak
unsur yang menyertainya. Unsur-unsur tersebut merupakan suatu sistem yang
melekat dan tumpuan kesuksesan dalam belajar. Adanya bahan pelajaran, strategi
pembelajaran, alat bantu pembelajaran, guru dan peserta didik adalah satu
kesatuan yang utuh untuk menciptakan suasan belajar yang lebih baik. Serta
dapat menjadi ukuran pencapaian keberhasilan pembelajaran itu sendiri. Sehingga
pada akhirnya proses belajar mengajar akan mengarah kepada suatu perubahan
tingkah laku atau pengalaman. Perubahan ini terjadi sebagai hasil pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
3)
Muhibbin
Syah mengatakan bahwa “berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu
amat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik baik ketika ia
berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri”.[6]
Sardiman
AM mengatakan bahwa belajar adalah “suatu proses interaksi antara diri manusia
dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep atau teori
yang nantinya diinternalisasi pada dirinya”.[7]
Selain itu, belajar juga merupakan langkah awal seseorang karena dengan belajar
seseorang bisa memilih mana yang baik untuk dikerjakan dan mana yang buruk
untuk ditinggalkan. Belajar (learning),
seringkali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif
selanjutnya link ke Tinjauan Hasil Belajar Peserta Didik
[3]
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran, 9.
[4]
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran,9.
[5]
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Dirjen
Depag, 2009, 14.
[6]
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008, 56.
[7]
Sardiman AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 22.