Jumat, 24 Februari 2017

TINJAUAN TENTANG HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN


Oleh
Hendro Sugiharto, S.Ag, MM
NIP. 197411282005011003


1.      Pendahuluan
Pendidikan yang ideal  adalah pendidikan yang berorientasi ke masa depan. Hal ini bukanlah pekerjaan yang terjadi begitu saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris, merujuk “teori Benjamin S. Bloom mengatakan pendidikan mengacu pada pengembangan tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor”.[1] Hal tersebut bisa diartikan bahwa pendidikan itu menghendaki adanya keseimbangan antara pengembangan intelektual, kepribadian maupun keterampilan.
Mencerdaskan kehidupan bangsa yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, UU RI no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional merupakan salah satu tujuan nasional. Mengingat pendidikan adalah tujuan nasional bangsa Indonesia maka menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh masyarakat tanpa terkecuali untuk berpartisipasi dalam upaya tersebut.
Menurut Dinn Wahyudin mengatakan bahwa  “tanggung jawab tersebut realisasinya diwujudkan dalam bentuk pendidikan formal, nonformal dan informal sebagaimana pasal 16 UU RI no 20 tahun 2003”.[2] Pendidikan formal di Indonesia meliputi pendidikan tingkat MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA dan Perguruan Tinggi. Ciri-ciri pendidikan formal yaitu diselenggarakan secara teratur serta kurikulum yang sudah ditentukan.
 Dalam kehidupan sekarang ini permasalahan peserta didik di sekolah banyak dipengaruhi faktor keluarga mereka sendiri antara lain adalah
a.       Peserta didik kurang dapat perhatian dari orang tua. Mereka (orang tua) cukup disibukkan dengan kegiatan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, hingga hampir sebagian besar ayah, ibu meninggalkan anak-anaknya tanpa pengawasan secara langsung. Oleh karena itu pengawasan terhadap anak sedikit menjadi terabaikan.
b.      Terkadang secara tidak sadar banyak orang tua yang menganggap bahwa mendidik anak itu selesai setelah anaknya memasuki dunia pendidikan atau sekolah. Mereka menganggap ketika anak dimasukkan ke sekolah maka tanggungjawab pendidikan berada pada pihak sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Oleh karena itulah fungsi pendidikan haruslah diluruskan dan di pelajari kembali sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar mengajar banyak sekali kendala yang dihadapi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

2.      Teori Hasil Belajar
a.      Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses  yang juga merupakan suatu  yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar mengajar tersebut dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk: seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan dan kemampuan.
Teori belajar dalam kaitan ini adalah sebagai berikut:
1)      Suyono dan Hariyanto mengatakan bahwa belajar adalah “suatu aktivitas memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian”.[3] Dengan demikian tiga hal yang akan diperoleh dari hasil belajar yaitu Ilmu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan kemampuan atau keahlian (psikomotorik). Dalam penjelasannya Suyono dan Hariyanto mengatakan “belajar juga merupakan proses bagaimana peserta didik berekplorasi, menggali dan menemukan kemudian memungutnya, untuk mmeperoleh pengetahuan”.[4]
2)      Masitoh dan Laksmi Dewi mengatakan bahwa “belajar merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, peserta didik, dan guru”.[5] Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan tetapi melibatkan banyak unsur yang menyertainya. Unsur-unsur tersebut merupakan suatu sistem yang melekat dan tumpuan kesuksesan dalam belajar. Adanya bahan pelajaran, strategi pembelajaran, alat bantu pembelajaran, guru dan peserta didik adalah satu kesatuan yang utuh untuk menciptakan suasan belajar yang lebih baik. Serta dapat menjadi ukuran pencapaian keberhasilan pembelajaran itu sendiri. Sehingga pada akhirnya proses belajar mengajar akan mengarah kepada suatu perubahan tingkah laku atau pengalaman. Perubahan ini terjadi sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
3)      Muhibbin Syah mengatakan bahwa “berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri”.[6]
Sardiman AM mengatakan bahwa belajar adalah “suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep atau teori yang nantinya diinternalisasi pada dirinya”.[7] Selain itu, belajar juga merupakan langkah awal seseorang karena dengan belajar seseorang bisa memilih mana yang baik untuk dikerjakan dan mana yang buruk untuk ditinggalkan. Belajar (learning), seringkali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif

selanjutnya link ke Tinjauan Hasil Belajar Peserta Didik


[1] Asep Jihad dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.2012. 14
[2] Wahyudin, Dinn. Pengantar Pendidikan. Jakarta: UT. 2009. 8.21
[3] Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran, 9.
[4] Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran,9.
[5] Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Depag, 2009, 14.
[6] Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, 56.
[7] Sardiman AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 22.