TINJAUAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Oleh
Hendro Sugiharto, S.Ag, MM
NIP.
197411282005011003
A. Pendahuluan
Model Pembelajaran
adalah suatu metode pembelajaran yang pada tujuannya mempermudah peserta didik
untuk memahami dan mempelajari serta mendalami mata pelajaran yang disajikan di
madrasah. Masing-masing mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep satu dengan yang lain. Dengan alasan inilah menyebabkan konsep dasar pembelajaran perlu diperkuat.
Kecenderungan dari
setiap peserta didik merasa kesulitan menangkap makna dan memahami materi
pelajaran yang diajarkan di kelas. Menurut
Muhibbin Syah (2008:173) “faktor kesulitan belajar disebabkan karena (1)
faktor internal, yaitu keadaan yang muncul dari dalam diri peserta didik
sendiri, dan (2) faktor eksternal, yaitu
keadaan yang datang dari luar diri peserta didik.” Kesulitan tersebut menjadi
catatan untuk perbaikan dan pemecahan masalah pembelajaran di kelas.
Oleh karena itulah melalui model pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas mutu
pendidikan di madrasah sangat dibutuhkan. Menurut Trianto (2011:10) mengatakan alasan penggunaan model pembelajaran
”karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran maka seorang guru akan
merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran dapat dicapai
dan tuntas sesuai yang diharapkan.”
Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan seorang guru dalam memanfaatkan model pembelajaran dalam menyampaikan meteri pelajaran di kelas. Menurut
Suyono dan Hariyanto (2013:19) mengatakan bahwa “model pembelajaran adalah
seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran
termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan.” Jadi seorang guru tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan saja, akan tetapi juga harus memiliki keterampilan
memilih dan memanfaatkan model pembelajaran dengan
baik. Dalam memilih model pembelajaran yang
cocok, seorang guru harus memperhatikan materi apa yang akan disajikan dan tujuan apa yang akan dicapai. Karena pemanfaatan model pembelajaran harus terintegrasikan secara
langsung baik isi, materi, maupun tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Yang terjadi adalah proses pembelajaran di madrasah masih cenderung menggunakan sistem DDCH (Duduk
Dengar Catat Hapal). Seorang guru hanya terpaku kepada satu model pembelajaran ceramah saja yang menyebabkan peserta didik merasa
bosan dengan materi yang disajikan, walaupun kadang juga diselingi dengan media
pembelajaran.
Ada hal yang terjadi selama pengajaran ini, antara lain: (1) Peserta didik tidak tahu
tujuan belajar mereka hari itu, (2) Kebanyakan pertanyaan diajukan oleh
guru, mereka diam
saja, (3) Pengajaran tidak berorientasi
pada fakta-fakta, (4) Kesempatan untuk merencanakan dan
melakukan kegiatan keaktifan peserta didik sangat kecil terjadi, (5) Pengajaran berpedoman pada buku, dan menggunakan ceramah dan (6) Tes
bersifat sumatif untuk pengisian raport saja.
Oleh karena itu salah satu model pembelajaran yang
digunakan adalah model pembelajaran Contektual Teacher Learning (CTL). Menurut Nurhadi seperti dikutip Masitoh
dan Laksmi Dewi (2009:288) menyatakan:
Metode
kontektual (contextual teaching and
learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan
mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
Metode CTL dianggap dapat meningkatkan pemahaman dan aktifitas belajar matematika peserta didik hal ini dikarenakan dalam metode CTL memuat kegiatan-kegiatan yang mana objek dalam matematika disajikan secara real atau nyata. Kegiatan penyajian
matematika disajikan secara kontektual
maksudnya adalah bahwa setiap penyajian materi dikaitkan dengan
kehidupan yang ada dilingkungan sekitar peserta didik atau mengacu pada sesuatu
yang dapat dibayangkan oleh peserta didik.
Dengan demikian melalui metode CTL belajar peserta didik menjadi
bermakna, karena dalam proses pembelajarannya peserta didik dimulai dengan
masalah-masalah terjadi di sekitar mereka. Metode CTL memberikan kesempatan seluas-luasya kepada peserta didik untuk mengalami sendiri proses penemuan matematika (reinvention) konsep-konsep matematika
yang telah dipelajari. Selain itu metode CTL termasuk pembelajaran matematika yang menyenangkan (joyful
learning) atau PAKEM (pembelajaran aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan).
Model pembelajaran Contextual
Teaching-Learning (CTL) atau Model Pembelajaran Kontekstual merupakan metode konsep pembelajaran yang membantu
seorang guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata. Peserta
didik didorong untuk menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang
dimilikinya kepada kehidupan mereka sehari-hari. Dengan konsep itu, diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam
bentuk kegiatan, peserta
didik bekerja dan mengalami,
bukan transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik.
Diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM)
nantinya, peserta didik tidak hanya pemahaman yang meningkat tetapi aktivitas belajar
serta motivasi belajarnya pun
meningkat. Menurut Komang Ardana (2008:30) mengatakan bahwa motivasi
adalah suatu kebutuhan yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu.” Hal ini dikarenakan, dengan memberikan
pelajaran yang menyenangkan dapat memotivasi peserta didik untuk aktif
dan kreatif dalam belajar.Tinjauan Pembelajaran Kontekstual