Jumat, 24 Februari 2017

TINJAUAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Oleh
Hendro Sugiharto, S.Ag, MM
NIP. 197411282005011003

A.      Pendahuluan
Model Pembelajaran adalah suatu metode pembelajaran yang pada tujuannya mempermudah peserta didik untuk memahami dan mempelajari serta mendalami mata pelajaran yang disajikan di madrasah. Masing-masing mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep satu dengan yang lain. Dengan alasan inilah menyebabkan konsep dasar pembelajaran perlu diperkuat.
Kecenderungan dari setiap peserta didik merasa kesulitan menangkap makna dan memahami materi pelajaran yang diajarkan di kelas. Menurut  Muhibbin Syah (2008:173) “faktor kesulitan belajar disebabkan karena (1) faktor internal, yaitu keadaan yang muncul dari dalam diri peserta didik sendiri,  dan (2) faktor eksternal, yaitu keadaan yang datang dari luar diri peserta didik.” Kesulitan tersebut menjadi catatan untuk perbaikan dan pemecahan masalah pembelajaran di kelas.   
Oleh karena itulah melalui model pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas mutu pendidikan di madrasah sangat dibutuhkan. Menurut Trianto (2011:10) mengatakan alasan penggunaan model pembelajaran ”karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran maka seorang guru akan merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran dapat dicapai dan tuntas sesuai yang diharapkan.”
Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan seorang guru dalam memanfaatkan model pembelajaran dalam menyampaikan meteri pelajaran di kelas. Menurut Suyono dan Hariyanto (2013:19) mengatakan bahwa “model pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan.” Jadi seorang guru tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan saja, akan tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan memanfaatkan model pembelajaran dengan baik. Dalam memilih model pembelajaran yang cocok, seorang guru harus memperhatikan materi apa yang akan disajikan dan tujuan apa yang akan dicapai. Karena pemanfaatan model pembelajaran harus terintegrasikan secara langsung baik isi, materi, maupun tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.
Yang terjadi adalah proses pembelajaran di madrasah  masih cenderung menggunakan sistem DDCH (Duduk Dengar Catat Hapal). Seorang guru hanya terpaku kepada satu model pembelajaran ceramah saja yang menyebabkan peserta didik merasa bosan dengan materi yang disajikan, walaupun kadang juga diselingi dengan media pembelajaran.
Ada hal yang terjadi selama pengajaran ini, antara lain: (1) Peserta didik tidak tahu tujuan belajar mereka hari itu, (2) Kebanyakan pertanyaan diajukan oleh guru, mereka diam saja, (3) Pengajaran tidak berorientasi pada fakta-fakta, (4) Kesempatan untuk merencanakan dan melakukan kegiatan keaktifan peserta didik sangat kecil terjadi, (5) Pengajaran berpedoman pada buku, dan menggunakan ceramah dan (6) Tes bersifat sumatif untuk pengisian raport saja.
Oleh karena itu salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Contektual Teacher Learning (CTL). Menurut Nurhadi seperti dikutip Masitoh dan Laksmi Dewi (2009:288) menyatakan:
Metode kontektual (contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Metode  CTL dianggap dapat meningkatkan pemahaman dan aktifitas belajar matematika peserta didik hal ini dikarenakan dalam metode CTL memuat kegiatan-kegiatan yang mana objek dalam matematika disajikan secara real atau nyata. Kegiatan penyajian matematika disajikan secara kontektual  maksudnya adalah bahwa setiap penyajian materi dikaitkan dengan kehidupan yang ada dilingkungan sekitar peserta didik atau mengacu pada sesuatu yang dapat dibayangkan oleh peserta didik.  Dengan demikian melalui metode CTL belajar peserta didik menjadi bermakna, karena dalam proses pembelajarannya peserta didik dimulai dengan masalah-masalah terjadi di sekitar mereka. Metode CTL memberikan kesempatan seluas-luasya kepada peserta didik untuk mengalami sendiri proses penemuan matematika (reinvention) konsep-konsep matematika yang telah dipelajari. Selain itu metode  CTL termasuk pembelajaran matematika yang menyenangkan (joyful learning) atau PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan).
Model pembelajaran Contextual Teaching-Learning (CTL) atau Model Pembelajaran Kontekstual merupakan metode konsep pembelajaran yang membantu seorang guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Peserta didik didorong untuk menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya kepada kehidupan mereka sehari-hari. Dengan konsep itu, diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan, peserta didik bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik.

Diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) nantinya, peserta didik tidak hanya pemahaman yang meningkat tetapi aktivitas belajar serta motivasi belajarnya pun meningkat. Menurut Komang Ardana (2008:30) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu kebutuhan yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu.” Hal ini dikarenakan, dengan memberikan pelajaran yang menyenangkan dapat memotivasi peserta didik untuk aktif dan kreatif dalam belajar.Tinjauan Pembelajaran Kontekstual