TUGAS MATA KULIAH PTK
DOSEN : Drs. Syauki, M.Pd
PROPOSAL PTK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENJAWAB ISI DONGENG DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK MELALUI BIMBINGAN DAN LATIHAN
DI KELAS III MI SIROJUSSIBYAN CIBATOK
CIBUNGBULANG BOGOR
Oleh
NINING ROSDIANA, S.Ag.
PROGRAM S-1 KEDUA
UIN SYARIEF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
DAFTAR ISI
A.
|
PENDAHULUAN
|
1
|
|
a.
b.
c.
d.
e.
|
Latar Belakang Masalah................................................................
Identifikasi Masalah......................................................................
Rumusan Masalah.........................................................................
Tujuan Penelitian..........................................................................
Manfaat Penlitian..........................................................................
|
2
3
3
3
3
|
|
B.
|
KERANGKAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
|
4
|
|
a.
b.
|
Kerangka Teoritik tentang Dongeng, bimbingan dan
latihan.......
Hipotesis Tindakan........................................................................
|
4
5
|
|
C.
|
RANCANGAN PENELITIAN
|
5
|
|
a.
b.
c.
d.
|
Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian................
Rancangan Tindakan.....................................................................
1.
Perencanaan...........................................................................
2.
Pelaksanaan Tindakan............................................................
3.
Observasi...............................................................................
4.
Refleksi..................................................................................
Teknik Pengumpulan Data............................................................
Teknik Analisis Data.....................................................................
|
5
6
6
7
8
9
9
10
|
|
D.
|
DAFTAR PUSTAKA
|
11
|
|
LAMPIRAN-LAMPIRAN
|
12
|
A.
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang Masalah
Dongeng merupakan kisah atau cerita
yang didalamnya mengandung pembelajaran yang berguna bagi peserta didik. Pesan
yang disampaikan dalam dongeng mengandung pendidikan dan merupakan pelajaran
yang paling mudah disampaikan seorang kepada peserta didik terutama untuk
kalangan anak-anak.
Kuncinya dalam mendongeng adalah
menguasai cerita dan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Sehingga pesan yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
pendengarnya yaitu anak-anak.
Dalam kurikulum pada Madrasah
Ibtidaiyah tahun 2011, pada kelas tematik bahasa Indonesia peserta didik
diharapkan nantinya memiliki kemampuan berbahasa yang meliputi: (a)
mendengarkan, (b) berbicara secara efektif dan efisien, (c) membaca dan
memahami, dan (d) menulis secara efektif dan efisien. Tujuan dari kemampuan
yang diharapkan itu sebenarnya agar peserta didik mampu berinteraksi maupun
berkomunikasi sehingga potensi pada dirinya akan tergali.
Khusus untuk peserta didik kelas III
yaitu kelas Tematik bahasa Indonesia di MI Sirojusshibyan Cibeureum Kecamatan Cibungbulang.
Selama 3 kali semester, yaitu tahun pelajaran 2012-2013 semester 1 dan 2 serta
tahun pelajaran 2013-2014 semester 1 ternyata hasilnya masih belum memuaskan,
terutama dalam menjawab isi dongeng.
Kesulitan yang sering terlihat pada peserta
didik khususnya dalam menjawab isi dongeng, peserta didik tidak bisa memahami
isi dongeng sehingga peserta didik kesulitan menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan isi dongeng, ada juga peserta didik yang terkadang kurang
berani menanyakan kepada guru walaupun sebenarnya tidak mengerti.
Beberapa kali pemberian tugas pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dalam menjawab isi dongeng dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang benar hanya sebagian kecil peserta didik yang menjawab benar
sedang sebagian besar lainnya tidak menjawab dengan benar. Sehingga peserta
didik yang tidak menjawab dengan benar bisa dianggap tidak lulus, sedangkan
yang menjawab benar dinilai telah lulus sesuai dengan ketentuan nilai KKM. Maka
dibawah ini disajikan beberapa data selama 3 semester terakhir sebagai berikut:


Selama pembelajaran berlangsung peserta
didik ada yang asyik mendengarkan dongeng dengan baik, namun tidak ada yang
mengajukan pertanyaan bahkan ada juga peserta didik yang asyik bermain sendiri
di tempat duduknya. Kondisi seperti itu menyebabkan rencana pembelajaran yang
sudah disusun tidak dapat berjalan dengan baik, dan tujuan pembealajran tidak
dapat tercapai secara maksimal.
Berdasarkan alasan
tersebut, peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan
setelah pembelajaran dilaksanakan. Untuk meningkatkan penguasaan peserta didik
terhadap materi pelajaran, penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian
tindakan kelas.
b.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian
pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai
berikut:
1. Keterampilan berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik masih
rendah khususnya kelas III.
2.
Pembelajaran Bahasa Indonesia hanya menggunakan
metode ceramah dan penugasan saja.
3.
Minat peserta didik dalam mengikuti
pelajaran bahasa Indonesia kurang.
4.
Rendahnya prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran
bahasa Indonesia.
5.
Tujuan pembelajaran belum tercapai
maksimal.
6.
Rendahnya peserta didik dalam memahami isi atau materi dongeng yang
disampaikan guru.
c.
Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia, yang menjadi fokus pada perbaikan “Bagaimanakah meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam menjawab isi dongeng dengan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik
melalui bimbingan dan latihan di Kelas III MI Sirojusshibyan Cibungbulang
Bogor?”
d.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian PTK ini adalah untuk mengetahui peningkatkan kemampuan peserta didik dalam menjawab isi dongeng dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
melalui bimbingan dan latihan di Kelas III MI Sirojusshibyan
Cibungbulang Bogor.
e.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1.
Manfaat penelitian bagi guru
sebagai peneliti
a.
Sebagai pendorong dalam pengembangan diri untuk selalu
berkreasi berinovasi dalam mencari metode pembelajaran yang baru.
b.
Mengetahui kelemahan dalam pembelajaran yang dilakukan
melalui refleksi dan meningkatkan keterampilan mengajar.
2.
Manfaat penelitian bagi madrasah tempat mengadakan
penelitian
a.
Sebagai wahana pengembangan profesi dan menambah wawasan
guru yang ada di madrasah itu.
b.
Meningkatkan mutu pembelajaran khususnya pelajaran Bahasa
Indonesia.
3.
Manfaat penelitian bagi
pendidikan secara umum
a.
Meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia kreatif dan
inovatif.
b.
Sebagai kontribusi bagi ilmu pendidikan, khususnya dalam
metode pembelajaran Bahasa Indonesia.
B.
KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS
TINDAKAN
a.
Kerangka Teoritik tentang Dongeng,
Bimbingan, dan Latihan
Dongeng
adalah merupakan
suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu
alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara
berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan
imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara
turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa membawa
pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian
dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Sekarang kisah asli dari
dongeng tersebut hanya diambil sebagian-sebagian, kemudian dimodifikasi dan
ditambah, bahkan ada yang diganti sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng
aslinya, kisah aslinya seakan telah ditelan zaman.Sedangkan cerita yang berisi
tokoh para hewan disebut dengan fabel.
Metode Bimbingan menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan
kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu
mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami
lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih
baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99),
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau
orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada
dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sementara Bimo
Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat
mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya.
Sedangkan
Metode Latihan merupakan suatu cara mengajar dengan menanamkan kebiasaan-kebiasaan
tertentu sebagai fasilitas untuk memperoleh pelatihan kecerdasan maupun
ketangkasan. Metode ini umumnya dapat dipelajari dari latihan mengingat.
Latihan merupakan suatu cara mengembangkan bakat dan inisiatif untuk
berfikir maka hendaknya latihan disiapkan untuk
mengembangkan kemampuan motorik yang sebelumnya dilakukan diagnosis
agar kegiatan ini bermanfaat bagi peserta didik. Demikian
juga dengan metode kerja kelompok adalah suatu penyajian pelajaran dengan cara
peserta didik mengerjakan sesuatu (tugas) dalam situasi kelompok dibawah
bimbingan guru.
b.
Hipotesis Tindakan
Dari tahapan seperti di atas, maka
peneliti membuat hipotesis sebagai berikut:
1.
Jika bimbingan dan latihan tidak
dilakukan secara baik dan terus menerus, maka peserta didik tidak akan menjawab
isi dongeng dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik.
2.
Jika bimbingan dan latihan dilakukan
secara baik dan terus menerus, maka peserta didik akan menjawab isi dongeng
dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik.
C.
RANCANGAN PENELITIAN
a.
Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
Kegiatan pengembangan inovasi pembelajaran
ini dilakukan di MI Sirojusshibyan
Cibungbulang Kabupaten Bogor dengan subyek pembelajaran pada peserta didik
kelas III. Waktu pelaksanaan tindakan pada semester
genap tahun pelajaran 2013/2014, yairu pada bulan Februari sampai Maret
2014. Kegiatan pengembangan ini diprediksi
akan dilakukan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2-3 kali
pertemuan.
b.
Rancangan Tindakan, meliputi :
Prosedur
pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas
(PTK) yang diprediksi terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Model Kurt Lewin
seperti disebutkan dalam Dikdasmen (2003:18) bahwa tahap-tahap tersebut atau
biasa disebut siklus (putaran) terdiri dari empat komponen, yang meliputi:
(a) Perencanaan (planning), (b) aksi/tindakan (acting),
(c) Observasi (Observing), dan (d)
refleksi (reflecting).
1.
Perencanaan
Kegiatan
Perencanaan akan melakukan hal-hal yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan
tindakan. Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah :
1)
Perangkat Pembelajaran berupa
Skenario pembelajaran pengembangan (Skenario Pembelajaran Perbaikan menjawab isi dongeng), yang merupakan hasil kolaborasi antara guru dan
tim pengembang.
2)
Media Pembelajaran. Media
pembelajaran yang perlu dipersiapkan
adalah Laptop, papan
tulis, dan sebagainya yang disesuaikan
dengan materi.
3)
Bahan dan Alat. Bahan dan alat
yang perlu dipersiapkan adalah bahan-bahan yang menunjang pembuatan alat
peraga. Rencana Alat peraga dalam pembelajaran menjawab isi dongeng
berdasarkan hasil diskusi antara guru dan tim pengembang adalah : Alat Peraga
yang disesuaikan dengan konteks permasalahan realistik yang diajukan, misal
dari bahan – bahan sederhana seperti : kertas, spidol, gambar sesuai dongeng, penggaris dan
sebagainya, benda-benda tersebut disesuaikan dengan yang ada di lingkungan
sekitar peserta didik dan digunakan
untuk penekanan pemahaman konsep.
4)
Instrumen Observasi. Instrumen
observasi akan dibuat 2 jenis, pertama
guna mengamati aktivitas peserta didik dan juga guru dalam pembelajaran
menjawab isi dongeng. Sedangkan,
instrumen observasi kedua guna menilai proses pembelajaran dongeng dengan bimbingan dan latihan. Instrumen
Observasi ini dibuat bersama-sama antara guru dan tim pengembang, dengan
didasarkan pada lima karakteristik kunci observasi. (what, why, where, when, who) plus How.
5)
Evaluasi dan Refleksi
Evaluasi
akan diberikan untuk: (1) melihat kemampuan pemahaman peserta didik dalam
materi yang diberikan. Evaluasi ini
berupa tes dalam bentuk soal uraian yang diberikan setiap siklus dan dibuat
bersama-sama antara guru dan tim pengembangan. (2). Untuk mengevaluasi dan
sebagai bahan refleksi digunakan lembar observasi penilaian proses pembelajaran
dongeng. Sedangkan refleksi akan
dilakukan setiap akhir pertemuan berakhir. Hal
ini dilakukan antara guru dengan tim pengembang, yang bertujuan
peningkatan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya guna ketercapaian indikator
keberhasilan pada akhir siklus.
2.
Pelaksanaan
Tindakan
Pelaksanaan
tindakan dilakukan oleh seorang guru sebagai pengajar dan dua guru lain beserta
dua tim pengembang sebagai observer. Tindakan
yang diberikan adalah dengan pembelajaran menjawab isi dongeng. Pelaksanaan
tindakan tersebut,
peserta didik dan guru serta tim pengembang, akan melakukan tahapan dalam setiap siklusnya:
Untuk Peserta didik
:
-
Peserta didik diberikan masalah
kontekstual yang realistik dalam pengenalan menjawab isi dongeng yang baru
-
Dengan bantuan guru atau bantuan
temannya, peserta didik dipersilahkan memecahkan masalah kontekstual yang
realistik (fase eksplorasi) yang berhubungan dengan isi dongeng dengan menyebutkan atau menceritakan
contoh-contoh perbuatan sehari-hari. Dari kegiatan ini, diharapkan peserta
didik menemukan konsep atau prinsip hidup. Dalam
kegiatan ini peserta didik dapat menggunakan alat peraga yang disediakan atau menceritakan sikap dari kehidupan sehari-hari.
-
Peserta didik diarahkan untuk mendiskusikan atau menjawab pertanyaan tentang sikap dan perilaku yang
sesuai ataupun yang tidak sesuai dalam kehidupan sehari-hari (fase
Ekspolarasi)
-
Peserta didik dipersilahkan untuk merefleksi
apa yang telah dengar dan
di pertanyakan atau disimpulkan (fase meringkas)
-
Peserta didik mengembangkan atau memperluas
atau meningkatkan hasil-hasil dari pekerjaannya agar menemukan konsep atau
prinsip hidup dan
perilaku sehari-hari.
Untuk Guru sebagai
Pengajar :
-
Memberikan pengenalan
konsep-konsep sikap hidup dan perilaku sehari-hari baru
dengan memberikan masalah kontekstual yang realistik kepada peserta didik, sebagai fase
pengenalan.
-
Memfasilitator dan sebagai
moderator saat peserta
didik dalam
memecahkan masalah kontekstual yang realistik tersebut serta dalam proses
diskusi peserta
didik, dengan
cara guru berkeliling kelas bertanya tentang proses memecahkan masalah (fase
Ekspolarasi).
-
Mengajak peserta didik mengembangkan atau
memperluas hasil-hasil dari pekerjaan peserta didik.
-
Memberikan evaluasi dengan
mengajukan “Open Ended Question”.
Untuk
guru sebagai observer dan tim pengembang:
Mengamati dan mencatatat jalannya
pembelajaran menjawab isi dongeng, dengan
instrumen yang telah dipersiapkan. Mengamati di belakang kelas, samping kiri
dan kanan.
3. Observasi
Observasi bertujuan untuk mengamati perubahan-perubahan
hasil belajar dan aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang
akan dilakukan direncanakan dengan cara observasi terfokus dan terstruktur.
Observasi terfokus adalah observasi yang ditujukan untuk mengamati aspek-aspek
tertentu dari pembelajaran sedangkan observasi terstruktur menggunakan
instrumen observasi yang terstruktur dan siap pakai, sehingga pengamat hanya
tinggal membubuhkan tanda (√) pada tempat yang disediakan. Guru dalam hal ini akan meminta peserta didik
mengumpulkan catatan harian setelah setiap akhir pertemuan berlangsung. Guru
dapat memanfaatkan catatan harian ini guna memperbaiki pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Foto digunakan untuk
merekam atau mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang istimewa.
4. Refleksi
Refleksi
dilakukan setelah pertemuan berakhir, dilakukan oleh guru pengajar, guru
pengamat, dan tim pengembang. Refleksi
yang dilakukan setiap kali akhir pertemuan dikarenakan agar bahan-bahan
atau data-data yang didapat masih baru sehingga masih dapat diingat sebagai
bahan untuk mengevaluasi pertemuan yang telah dilakukan, guna perbaikan
pelaksanaan pembelajaran
dengan bimbingan dan latihan pada pertemuan berikutnya. Data
yang dipakai guna merefleksi ini berasal dari data lembar observasi, catatan
harian peserta didik dan guru, tes pemahaman.
c.
Teknik Pengumpulan data (jenis dan Format)
Dalam penelitian ini, instrumen atau alat
pengumpulan data utama yang digunakan adalah kuesioner atau daftar pertanyaan,
sehingga data berbentuk data kualitatif.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Data Primer (data asli) dikumpulkan melalui cara-cara berikut ini:
a.
Observasi (pengamatan) yaitu cara pengumpulan data melalui
pencatatan secara cermat dan sistematis langsung dilokasi obyek penelitian yang
berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan.
b.
Wawancara (interview) yaitu cara pengumpulan data melalui tanya
jawab langsung dengan responden yang mengetahui obyek penelitian.
2. Untuk Data
Sekunder (data tersedia) dikumpulkan melalui cara-cara :
a.
Hasil penggunaan kuesioner
b.
Membaca dan mempelajari laporan-laporan yang dikeluarkan oleh
instansi bersangkutan
c.
Studi kepustakaan, yaitu dengan membaca/ mempelajari buku-buku teks, catatan kuliah,
makalah-makalah, bahan-bahan seminar.
d.
Teknis analisis data
Teknik
analisis data yang digunakan ada dua, yaitu sebagai berikut:
1. Teknik
Deskriptif Kualitatif, yaitu teknik analisis data, dimana data kualitatif yang
telah diperoleh tersebut dituangkan atau dideskripsikan melalui penggambaran
fakta-fakta atau karakteristik yang sebenarnya.
2. Teknik
Kuantitatif, yaitu pengolahan data berdasarkan data kuantitatif yang diperoleh
dengan menggunakan metode statistik.
D.
DAFTAR PUSTAKA
Didaksmen.
(2007). Petunjuk Pelaksanaan Fasilitasi
Pembelajaran BAHASA INDONESIA Bagi
Calon Instruktur. Jakarta:Depdiknas
Depdiknas. 2002. Manajemen Peningkatan Berbasis Sekolah Buku
Sekolah Pembelajaran dan Pengajaran
Kontekstual
Depdiknas, 2003.Pendekatan kontekstual (CTL). Jakarta : Departemen PendidikanNasional.
Madya, S. (1994). Panduan
Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.
Sardiman,
A.M. (1992). Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wardhani, dkk.(2007). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
E.
LAMPIRAN
Lampiran 1.
KKM KELAS III
MI SIROJUSSHIBYAN CIBUNGBULANG BOGOR
Tahun Pelajaran 2013-2014
No
|
Mata
Pelajaran
|
KKM
|
1
|
PKn
|
70
|
2
|
Bahasa
Indonesia
|
65
|
3
|
Matematika
|
65
|
4
|
Ilmu
Pengetahuan Alam
|
65
|
5
|
Ilmu
Pengetahuan Sosial
|
65
|
6
|
Penjaskes
|
70
|
7
|
Seni
Budaya dan Ketrampilan
|
70
|
8
|
Aqidah Akhlak
|
70
|
9
|
Al Qur’an
Hadits
|
65
|
10
|
SKI
|
65
|
12
|
Bahasa
Sunda
|
70
|
Lampiran 2.
Silabus Bahasa Indonesia Semester 2
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator Pencapaian
Kompetensi
|
V. 5. Memahami cerita dan teks dongeng anak yang dilisankan
6.
7.
|
·
Memberikan tanggapan sederhana tentang
cerita dongeng atau pengalaman taman yang didengarnya
·
Menceritakan peristiwa yang pernah dialami,
dilihat atau didengar
·
|
·
Mendengarkan pembacaan teks dongeng berisi petunjuk melakukan sesuatu
·
Melakukan percakapan tentang dongeng dari penggalan teks drama yang dibacakan
teman
·
Menceritakan kembali cerita dongeng
·
Membaca bacaan agak panjang secara intensif
·
|
Lampiran 3. Dongeng
Timun Emas
Pak Tani dan istrinya tinggal di suatu
desa di dekat hutan. Setiap hari mereka bekerja keras mengolah tanah. Hidup
mereka berkecukupan. Namun mereka merasa sedih karena belum dikaruniai anak.
Setiap hari mereka berdoa agar dikaruniai anak.
Raksasa sakti dan buas mendengar doa
kedua suami istri itu. Raksasa itu bersedia membantu Pak Tani dan Bu Tani. Akan
tetapi, dengan syarat jika anak yang lahir perempuan, mereka harus menyerahkan
anaknya pada raksasa itu. Pak Tani dan Bu Tani menyetujui syarat yang diajukan
oleh raksasa.
Setahun kemudian istri petani itu
melahirkan anak perempuan. Bayi itu diberi nama Timun Emas. Setelah dewasa
Timun Emas tumbuh menjadi gadis yang cantik.
Pada suatu hari raksasa datang menagih
janji. Ibu Timun Emas sedih. Ia tak tega menyerahkan putrinya pada raksasa
jahat itu. Timun Emas anak yang baik. Ia kasihan melihat ibunya. Ia pun rela
menyerahkan dirinya pada raksasa itu.
Sebelum pergi Timun Emas dibekali oleh
ibunya biji mentimun, duri, garam, dan terasi. Benda-benda itu disuruh
disebarkan jika raksasa akan menangkapnya.
Biji mentimun, duri dan garam tidak mampu
untuk membunuh raksasa. Meskipun ketika disebarkan benda-benda itu berubah
menjadi hutan mentimun, hutan duri, dan laut.
Timun Emas putus asa, ia makin gemetar
ketakutan. Bekal dari ibunya tinggal terasi. Ketika raksasa itu makin mendekat,
dilemparnya terasi itu. Seketika tempat itu berubah menjadi lumpur. Raksasa
tidak dapat melewati lumpur itu. Tidak lama kemudian raksasa itu mati tenggelam
di dalam lumpur.
Timus Emas selamat, lalu ia kembali
berjalan menuju rumah ayah dan ibunya. Akhirnya, keluarga itu pun berkumpul
kembali dan hidup bahagia.
(Disarikan
dari Cerita Rakyat dari Jawa Tengah;
James Dananjaya).
Pesan Moral: Jangan
sombong, jangan suka memaksa diri sendiri, jangan tinggi hati, kekuasaaan di dunia itu terbatas, hanyalah
yang maha Kuasa yang berkuasa/
Lampiran 3. Rencana
Pembelajaran Siklus 1
RENCANA
PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
(RPP – 1)
Sekolah : MI Sirojusshibyan Cibungbulang
Mata Pelajaran : Bahasa
Indonesia
Kelas/Semester : III/II
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
A. KOMPETENSI DASAR
Memahami cerita dan teks dongeng anak yang dilisankan
B. KOMPETENSI DASAR
·
Memberikan tanggapan sederhana tentang cerita dongeng atau pengalaman teman yang didengarnya
·
Menceritakan peristiwa yang pernah dialami,
dilihat atau didengar
C. INDIKATOR
·
Mendengarkan pembacaan teks dongeng berisi petunjuk melakukan sesuatu
·
Melakukan percakapan tentang dongeng dari penggalan teks drama yang dibacakan
teman
·
Menceritakan kembali cerita dongeng
·
Membaca bacaan agak panjang secara intensif
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Peserta didik dapat menjawab pertanyaan seputar isi dongeng
2.
Peserta didik dapat menemukan pokok pikiran utama pada
paragraph
E. LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN
a.
Kegiatan Awal (10 menit)
·
Do’a bersama, absensi dan mempersiapkan alat peraga.
·
Melakukan apersepsi dengan cerita pengalaman yang menarik.
·
Pemberian motivasi, untuk membangkitkan minat peserta didik.
·
Guru menjelaskan tujuan perbaikan pembelajaran yang akan dicapai.
b.
Kegiatan Inti (50 menit)
·
Peserta didik dibagi 6 kelompok, setiap kelompok diberi naskah cerita.
·
Guru memberikan petunjuk tugas diskusi kelompok.
·
Secara perwakilan maju untuk membaca hasil diskusinya.
·
Pemberian tugas individu.
c.
Kegiatan Akhir (10 menit)
·
Guru dan peserta didik menyimpulkan materi yang dipelajari.
·
Pemberian tugas rumah sebagai penguatan.
F. Alat dan Sumber
Belajar
1.
Sumber Belajar : Buku Aktif Berbahasa Indonesia III
2.
Media Belajar : Buku Dongeng
G. Evaluasi
1.
Awal : -
2.
Proses : a. Keberanian menjawab dan
menyampaikan pendapat.
b. Ketepatan menjawab.
c. Keseriusan dan konsentrasi
dalam menyimak pertanyaan
3.
Akhir : Tes tulis (terlampir)
Bogor, Maret 2014
Teman Sejawat Guru
HOPIPAH, S.Pd. NINING
ROSDIANA, S.Ag
Mengetahui,
Kepala Madrasah
PARIHIN, S.Pd.I
Lampiran
4. Lembar Pertanyaan Tokoh dan Watak (kelompok peserta didik)
Nama Tokoh
Dongeng
|
Watak/Sifat
|
Tanggapan
|
Lampiran 5. Lembar Pertanyaan Dongeng (individu peserta didik)
1.
Apa judul dongeng yang baru diceritakan?
2.
Siapakah Pak Tani dan Bu Tani?
3.
Apa yang diharapkan selama hidupnya?
4.
Siapakah nama anak Pak Tani dan Bu Tani?
5.
Siapakah Raksasa itu?
6.
Apa perjanjian antara Pak Tani dan Bu Tani dengan Raksasa itu?
7.
Apa saja yang dibawa Timun Emas dalam pelarian itu?
8.
Apa yang dilakukan Timun Emas ketika di kejar Raksasa?
9.
Bagaimana Raksasa itu mati?
10.
Apakah Timun Emas selamat dikejar
Raksasa?
Lampiran 6. Lembar Observasi
Siklus 1
LEMBAR OBSERVASI 1
KEGIATAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1
Sekolah : MI
Sirojusshibyan Cibungbulang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : III/II
Waktu : 2 x 30 menit
Observasi : Pembelajaran menjawab
isi dongeng dengan
Bimbingan dan latihan
No
|
Aspek yang diobservasi
|
Kreteria Penilaian
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Persiapan
dan Apersepsi
|
1
|
2
|
3
|
4
|
2
|
Kesesuaian
dengan tujuan pembelajaran
|
1
|
2
|
3
|
4
|
3
|
Penguasaan
materi
|
1
|
2
|
3
|
4
|
4
|
Penggunaan
sumber belajar
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Penggunaan
alat peraga
|
1
|
2
|
3
|
4
|
6
|
Penguasaan
terhadap alat peraga
|
1
|
2
|
3
|
4
|
7
|
Memberikan
contoh penggunaan alat peraga
|
1
|
2
|
3
|
4
|
8
|
Kesesuaian
alat peraga dengan materi pelajaran
|
1
|
2
|
3
|
4
|
9
|
Pelibatan
peserta didik dalam penggunaan alat peraga
|
1
|
2
|
3
|
4
|
10
|
Alat
peraga yang tersedia menarik perhatian peserta didik
|
1
|
2
|
3
|
4
|
11
|
Melakukan
tes tertulis sesuai tujuan pembelajaran
|
1
|
2
|
3
|
4
|
12
|
Cara
penilaian terhadap peserta didik
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Jumlah
Nilai Riil = ................
|
|||||
Jumlah
Nilai Ideal = 48
|
KLASIFIKASI
.....................................
|
||||
Nilai
Presentasi =.................
|
A = Baik Sekali
|
: 76% - 100%
|
B = Baik
|
: 56% - 75%
|
C = Cukup
|
: 25% - 55%
|
D = Kurang
|
: 0% - 25%
|
Saran-Saran :
Bogor, Maret 2014
Observer
HOPIPAH, S.Pd
Lampiran 7. Lembar Observasi Siklus 1
LEMBAR OBSERVASI 2
KEGIATAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1
Sekolah : MI Sirojusshibyan
Cibungbulang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : III/II
Waktu : 2 x 30 menit
Observasi : Pembelajaran menjawab
isi dongeng dengan
Bimbingan dan latihan
No
|
Aktivitas Peserta didik
|
Kreteria Penilaian
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Membawa
perlengkapan dalam pembelajaran
|
1
|
2
|
3
|
4
|
2
|
Peserta
didik yang aktif memperhatikan pembelajaran
|
1
|
2
|
3
|
4
|
3
|
Menulis/mencatat
hal-hal yang penting
|
1
|
2
|
3
|
4
|
4
|
Peserta
didik yang aktif menayakan kepada guru /temannya
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Peserta
didik yang aktif menjawab pertanyaan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
6
|
Peserta
didik yang tertarik menggunakan alat peraga
|
1
|
2
|
3
|
4
|
7
|
Peserta
didik yang berani menggunakan alat peraga
|
1
|
2
|
3
|
4
|
8
|
peserta
didik yang menguasai penggunaan alat peraga dalam menyelesaikan masalah
|
1
|
2
|
3
|
4
|
9
|
Peserta didik
yang aktif mengerjakan tugas
|
1
|
2
|
3
|
4
|
10
|
Kemandirian
mengerjakan tugas
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Jumlah
Nilai Riil = ................
|
|||||
Jumlah
Nilai Ideal = 40
|
KLASIFIKASI
.....................................
|
||||
Nilai
Presentasi =.................
|
A = Baik Sekali
|
: 76% - 100%
|
B = Baik
|
: 56% - 75%
|
C = Cukup
|
: 25% - 55%
|
D = Kurang
|
: 0% - 25%
|
Saran-Saran :
Bogor, Maret 2014
Observer
HOPIPAH, S.Pd
Lampiran 8. Jurnal Harian Peserta didik
1.
Apakah anak-anak suka dengan cerita/dongeng?
a.
Ya suka b.
Tidak suka
2.
Apakah anak-anak mendengarkan dengan baik ketika ibu guru sedang
mendongeng?
a.
Ya mendengarkan b.
Tidak mendengarkan
3.
Apakah cara mendongengnya menarik?
a.
Ya menarik b.
Tidak menarik
4.
Apakah paham dengan isi dongeng?
a.
Ya paham b.
Tidak Paham
5.
Apakah ketika guru sedang mendongeng, anak-anak bercanda?
a.
Ya tidak bercanda b.
Bercanda
Lampiran 9. Jurnal Harian Guru
No
|
Nama Peserta didik
|
Partisipasi Peserta didik
|
|||
Bertanya
|
Berpendapat secara kritis
|
Menghargai pendapat oranglain
|
Pasif
|
||
1
|
|||||
2
|
|||||
3
|
|||||
4
|
|||||
5
|
|||||
6
|
|||||
7
|
|||||
8
|
|||||
9
|
|||||
10
|
|||||
11
|
|||||
12
|
|||||
13
|
|||||
14
|
|||||
15
|
|||||
16
|
|||||
17
|
|||||
Jumlah
|
|||||
Persentase
|
Lampiran 10. Catatan Anekdotal
Catatan Anekdotal
Interaksi Guru dengan Peserta
didik
(Reed and Bergerman 1992)
Nama
Pengamat
|
:
|
Tanggal,
bulan pengamatan
|
:
|
Pukul
|
:
|
Lama
Pengamatan
|
:
|
Nama
Guru
|
:
|
Nama
Peserta didik
|
:
|
Mata
Pelajaran
|
:
|
Tujuan
Pengamatan
|
:
|
Pukul
|
Guru
|
Peserta Didik
|
Lampiran 10. Gambar-Gambar