Sabtu, 05 Juli 2014

Makalah Matematika MI kelas 4 KD 5 dan KD 8

MAKALAH MATEMATIKA MI KELAS 4 kd 5 DAN kd 8


TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH KAPITA SELEKTA MATEMATIKA



http://www.uinjkt.ac.id/images/stories/new%20uin%20logo.jpg







Untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika


Dosen ABD. MU’IN, S.Si, M.Pd





Disusun 0leh  NINING ROSDIANA
KELAS 517 E






PROGRAM S1 KEDUA DUAL MODE SYSTEM (DMS)
LPTK FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIEF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
DAFTAR ISI


Daftar isi                                 …………………………………………….   i
Kata pengantar                        ……………………………………………    ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah                ……………………………………..  1
B. Rumusan Masalah                          ……………………………………..  2
C. Tujuan Penulisan Makalah             ……………………………………..  2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Teori Pembelajaran Matematika    ……………………………………..  3
B.     Materi Bilangan dan Geografi      ……………………………………..  10

BAB III PENUTUP
Kesimpulan                                         …………………………………….   17

Daftar pustaka                              ……………………………………    20











KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT seru sekalian alam telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua untuk tetap berada dalam keiman dan keislaman. Selawat  dan salam semoga tetap kita sanjungsajikan  kepada nabi besar Muhammad SAW.
Syukur alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT memberi kami kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Dalam makalah ini berisikan tentang KD bilangan dan geometri.
Kami sebagai penyusun menyadari mungkin banyak kesalahan serta kekurangan yang ada dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                                                                                                        Penyusun Kelas 517 E
                                                                                                 NINING ROSDIANA










BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduksi, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Pada dasarnya kita ketahui bersama bahwa matematika senantiasa ada pada semua kurikulum sekolah. Entah itu tingkat Taman Kanak-kanak sampai tingkat Perguruan Tinggi, matematika senantiasa termasuk salah satu materi yang tercakup dalam kurikulum. Perlukah anak-anak kita di Madrasah Ibtidaiyah (MI) belajar matematika?
Sekarang, kurikulum matematika yang kita gunakan saat ini padat dengan materi. Guru terbebani dengan target untuk menyelesaikan beban materi yang sangat besar. Jika ada dua guru bertemu, yang akan menjadi -bahan pembicaraan adalah sampai di mana pembahasan materi di kelasnya. Bukan mendiskusikan bagaimana menyampaikan suatu materi dengan menarik. Yang terakhir ini sudah tidak sempat lagi diperbincangkan. Dan tidak relevan dengan keadaan seperti sekarang. Proses pembelajaran matematika yang disediakan di sekolah akibatnya tidak berjalan secara optimal.
Mungkin jadi lebih tepatnya, yang ada hanyalah proses pengajaran matematika, bukan pembelajaran. Dalam pelajaran matematika yang seharusnya kita belajar bernalar, telah diubah menjadi pelajaran menghafal. Sangat aneh jika pelajaran matematika diberikan dengan guru yang ceramah di depan kelas atau berbicara dengan papan tulisnya, sedangkan peserta didiknya hanya mencatat. Lalu, peserta didik itu akan menghafal semua yang dicatatnya. Dan, pada saat ulangan nanti, peserta didik itu cukup memuntahkan kembali info yang dicatatnya atau ditelannya. Ini semua terjadi hampir di setiap kelas. Ini jelas mengasingkan aktivitas bermatematika yang benar dengan pelajaran matematika.
Permasalahan lainnya yang perlu disinggung di sini adalah persepsi yang berkembang pada diri peserta didik bahwa matematika adalah sesuatu ilmu pengetahuan yang tidak ada manfaatnya. Ini tentunya sangat menyedihkan. Matematika memang suatu ilmu yang abstrak. Mungkin pula sulit dicerna. Ini wajar. Namun, kita sebagai guru haruslah senantiasa berupaya menunjukkan relevansi matematika dalam kehidupan nyata. Ini suatu keharusan. Dengan mekarnya persepsi tentang tidak relevannya atau tak bermanfaatnya matematika, motivasi belajar matematika peserta didik menjadi turun. Atau malahan menjadi hilang. Akibatnya, banyak dari anak-anak kita itu menghafal matematika. Ini sangat mengasingkan kebermatematikaan yang benar dari pelajaran matematika di Madrasah.
Tidak cukup kita sebagai guru mengatakan bahwa materi dalam matematika itu akan dimanfaatkan kelak. Atau lebih parah lagi, kita janganlah menyatakan bahwa materi yang kita pelajari ini memang saat sekarang belum ada gunanya, namun akan dimanfaatkan di masa mendatang. Jauh lebih baik jika kita berupaya menunjukkan keberdayaan matematika dengan mengaitkannya pada permasalahan sederhana sehari-hari kita. Jadi, untuk mendapatkan daya matematika itu sendiri sebagai alat penyelesaian permasalahan dalam kehidupan nyata, kita belajar matematika sebagai suatu wahana yang memfasilitasi kemampuan bernalar, berkomunikasi, dan peningkatan kepercayaan diri dalam bermatematika. Tentunya kemampuan bernalar yang dipunyai peserta didik melalui proses belajar matematika itu akan meningkatkan pula kesiapannya untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Berdasarkan hal diatas kita sebagai guru atau pendidik harus belajar. Belajar disini tidak hanya belajar materi yang akan diajarkan, tetapi juga belajar tentang bagaimana cara menyampaikan atau mengajarkan materi tersebut. Oleh karena itu, pada makalah ini, kami memberi saran atau masukan dalam mengajarkan atau menyampaikan materi bilangan dan geometri  pada peserta didik Madrasah Ibtidaiyah (MI) khususnya kelas 4.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah agar penguraian makalah lebih terarah dan terfokus maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana cara mengajarkan materi bilangan pada peserta didik kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI)?
2.      Bagaimana cara mengajarkan materi geometri pada siswa kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI)?

C.      Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menginformasikan atau sebagai saran bagi pembaca khususnya bagi pendidik tentang teori pembelajaran ataupun metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan materi bilangan dan geometri pada peserta didik kelas 4 MI. Tidak hanya itu, makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan peningkatan hasil belajar.














BAB II
PEMBAHASAN


Masa peserta didik pada usia MI merupakan usia yang paling efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Pada masa ini pola pertumbuhan dan perkembangannya, baik perkembangan fisik, sosial, emosional maupun kognitif anak sudah berkembang secara optimal. Perkembangan kognitif anak pada usia  7 – 12 tahun berada pada tahapan operasi konkrit yaitu anak mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda konkrit. Karena itu, guru harus mulai mengajar semua konsep matematika dari basis konkret dan mengembangkan proses berpikir sejalan dengan konsep matematika itu berkembang.
Dalam mengajarkan atau menyajikan   konsep – konsep matematika terdapat tiga tahapan. Hal ini dikemukakan oleh seorang ahli pendidikan yang bernama Jerome S. Bruner seorang ahli psikologi (1915) dari Universitas Harvard, Amerika Serikat.
Tiga tahapan tersebut antara lain :
1.    Modus enaktif
Modus enaktif adalah modus di mana anak dalam belajarnya masih membutuhkan bantuan benda-benda konkret.
2.    Modus ikonik
Modus ikonik  adalah modus di mana siswa dalam belajarnya telah melangkah satu langkah dari benda-benda konkret menuju bayangan mental secara realistik yaitu gambar-gambar benda, diagram dan atau informasi lisan yang didasarkan pada dunia nyata.
3.    Modus simbolik
Modus simbolik adalah modus di mana siswa dalam belajarnya sudah mulai menggunakan simbol-simbol atau bahasa, dari yang sederhana dikembangkan ke yang lebih luas.
Selain menggunakan tahapan penyajian, didalam mengajarkan konsep – konsep matematika di MI juga menggunakan beberapa pendekatan. Pendekatan merupakan jalan atau arah yang ditempuh oleh guru  dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana materi itu disajikan. Atau dengan kata lain pendekatan adalah prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan belajar mengajar. Adapun pendekatan pembelajaran matematika yang digunakan di MI antara lain :
1.      Pendekatan Konkret
Pendekatan dimana dalam menyajikan materi menggunakan benda – benda yang konkret. Pendekatan ini bersesuaian dengan modus enaktif  Bruner.
2.      Pendekatan Semikonkret
Pendekatan dimana dalam menyajikan materi menggunakan gambar benda – benda yang konkret. Pendekatan ini bersesuain dengan modus ikonik Bruner.
3.      Pendekatan Semi abstrak
Pendekatan dimana dalam menyajikan materi menggunakan diagram. Pendekatan ini bersesuaian dengan modus ikonik Bruner.
4.      Pendekatan Abstrak
Pendekatan dimana dalam menyajikan materi menggunakan simbol – simbol. Pendekatan ini bersesuaian dengan modus simbolik Bruner.
Tidak hanya itu untuk mengajarkan konsep – konsep matematika, kita harus menggunakan beberapa metode pembelajaran. Misalnya metode tanya jawab, demonstrasi, diskusi, ekspositori,  demonstrasi, ceramah dan lain sebagainya. Setiap ingin mengajarkan suatu materi, sebaiknya seorang guru terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami mengenai standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajaran  yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan pembelajaran  dapat dengan mudah tercapai.
Pada materi bilangan dan geometri kelas 4 MI  standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta tujuan  pembelajaran yang ingin dicapai dapat dilihat sebagai berikut;

Standar Kompetensi :
5.      Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.
8.      Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar.

Kompetensi dasar      :
5.1. Mengurutkan bilangan bulat (Bilangan)
8.1. Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana (Geometri)

Materi Pokok dan Uraian Materi    :
Ø  Bilangan
Ø  Geometri

Indikator Pencapaian Kompetensi :
Bilangan
5.1.1.      Menerapkan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari
5.1.2.      Membaca dan menuliskan lambang bilangan bulat
5.1.3.      Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan
5.1.4.      Mengenal lawan suatu bilangan
5.1.5.      Mengurutkan sekelompok bilangan bulat dari terkecil atau terbesar

Geometri
8.1.1.      Menyebutkan dan menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan
8.1.2.      Menggambar dan membuat berbagai jaring-jaring kubus 

Tujuan pembelajaran :
1.      Pada materi bilangan diharapkan peserta didik dapat :
§  Menerapkan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari
§  Membaca dan menuliskan lambang bilangan bulat
§  Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan
§  Mengenal lawan suatu bilangan
§  Mengurutkan sekelompok bilangan bulat dari terkecil atau terbesar

2.      Pada materi geometri diharapkan peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat bangun ruang balok dan kubus

Geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara titik, garis, sudut, bidang dan bangun – bangun ruang. Didalam geometri khususnya kelas 4 MI  dibahas tentang sifat-sifat bangun ruang balok dan kubus. Pada bab ini juga membahas tentang jaring-jaring balok dan kubus serta menggambar balok dan kubus.
Adapun materi – materi yang akan diajarkan pada pokok bahasan geometri pada anak kelas 4 MI antara lain :
MATERI BILANGAN
Bilangan bulat adalah salah satu materi pelajaran matematika untuk kelas 4 sekolah dasar. Dalam materi ini siswa mulai mengenal lebih jauh tentang bilangan bulat. Materi dalam pelajaran kali ini adalah mengurutkan bilangan bulat, penjumlahan bilangan bulat, pengurangan bilangan bulat dan pengerjaan hitung campuran.
Silahkan anda pelajari selengkapnya dengan melihat slide dibawah ini :
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
image preview
Itulah materi pembelajaran matematika kelas 4 sekolah dasar tentang Bilangan Bulat
MATERI GEOMETRI
1)      Unsur-unsur Kubus dan Balok
a.       Kubus
1.      Terdapat 12 rusuk yang sama panjang
2.      Terdapat 8 titik sudut
3.      Terdapat 12 diagonal sisi yang sama panjang
4.      Terdapat 4 diagonal ruang
5.      Terdapat 6 bidang diagonal


 
                                               diagonal ruang


 
                 diagonal sisi


b.      Balok
1.      Terdapat 6 sisi
2.      Terdapat 12 rusuk
3.      Terdapat 8 titik sudut
4.      Terdapat 12 diagonal sisi
5.      Terdapat 4 diagonal ruang
6.      Terdapat 6 bidang diagonal


 
                                                      diagonal ruang


 
                 diagonal sisi

2)      Jaring-jaring Kubus dan Balok
Jarring-jaring adalah susunan dari beberapa bidang datar yang dapat dibuat menjadi suatu bangun ruang dengan lipatan-lipatan tertentu.

Jaringjaring kubus                                              jarring-jaring balok






 




Kita ketahui bahwa objek geometri adalah benda konkret. Diharapkan bagi kita sebagai guru maupun calon guru dapat menggunakan metode yang sesuai sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Dalam pembelajaran bangun ruang sebaiknya  kita memberikan contoh – contoh yang konkret misalnya dimulai dari benda – benda seperti penghapus, dadu, dan benda – benda  lainnya kebentuk – bentuk semi konkret yang berupa gambar dan kerangka sehingga pada akhirnya para siswa  akan memiliki pengetahuan yang sudah bersifat abstrak. Guru juga diharapkan dapat memberikan banyak contoh atau bermacam – macam bentuk bangun ruang yang dimsksud.
Oleh karena itu didalam mengajarkan materi sifat-sifat bangun ruang, kita dapat menggunakan ketiga modus penyajian konsep matematika dan kita dapat menggunakan metode diskusi dan tanya jawab. Adapun langkah – langkah pembelajarannya :
  1. Menjelaskan pengertian bangun ruang.
  2. Menjelaskan bentuk – bentuk bangun ruang dan memberikan contoh – contoh yang konkret tentang bentuk bangun ruang.
  3. Mengenalkan unsur – unsur yang terdapat pada bangun ruang
Misalnya,
Untuk menggambar bangun ruang, agar anak – anak lebih mudah menggambarkannya kita dapat menyuruh anak untuk menggambarkan bangun ruang pada kertas berpetak.
Adapun macam – macam bangun ruang yang dipelajari di SD kelas  6 adalah sebagai berikut:
1.      Kubus merupakan bangun ruang yang dibentuk oleh enam persegi berukuran sama yang merupakn sisi – sisi kubus tersebut. Pada kubus semua rusuknya sama panjang. Contoh kpnkret kubus misalnya pada kardus.dan lain – lain.
2.      Balok  adalah bangun ruang yang dibentuk oleh 3 pasang persegi panjang dan tiap persegi panjang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.  3 pasang persegi panjang itu merupakan sisi – sisi balok. Contoh konkret balok misalnya papan tulis , kotak kapur, kotak pensil dan lain sebagainya.

Evaluasi Bilangan bulat
Teknik
Tes dan non tes
Bentuk
Isian
Contoh Instrumen
1.       12 + 0 = ...
2.       56 - 3 = ...
3.       75 + - 1 = ...
4.       -5 + 11 = ...
5.       Coba kalian simpulkan:
Setiap angka ditambah dengan nol hasilnya ....
Setiap angka dikurangi dengan nol hasilnya ....
Jawaban
1.      12
2.      53
3.      74
4.      6
5.      Bilangan itu sendiri
Bilangan itu sendiri

Evaluasi Bilangan bulat
Teknik
Tes dan non tes
Bentuk
Isian
Contoh Instrumen
1.Jumlah sisi bangun ruang disamping ada ....
2.Panjang AB sama dengan panjang ....
3.Luas sisi ABCD sama dengan luas sisi ......
4.Jumlah titik sudut pada bangun ruang disamping ada .....
5.Jumlah rusuk bangun datar di samping ada ....
6.Jumlah titik sudut bangun ruang balok ada ....
7.Berapa pasang sisi balok yang sama luasnya?
http://htmlimg4.scribdassets.com/3cpenp78lcub6u8/images/11-2848df3f63.png







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kita ketahui bahwa masa anak pada usia Sekolah Dasar merupakan usia yang paling efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Pada masa ini pola pertumbuhan dan perkembangannya, baik perkembangan fisik, sosial, emosional maupun kognitif anak sudah berkembang secara optimal. Perkembangan kognitif anak pada usia tujuh smpai duabelas tahun berada pada tahapan operasi konkrit yaitu anak mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda konkrit. Oleh karena itu orang tua dan guru memiliki peran yang sangat penting dalam membantu mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri anak.
Perkembangan potensi harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik tiap anak. Pada umumnya anak usia sekolah dasar adalah usia anak yang masih berada pada tahap belajar sambil bermain Oleh karena itu kita sebagai guru harus pandai mengajarkan materi – materi yang sesuai dengan tingkat perkembangan potensi siswa. Kita harus mengetahui bagaimana cara untuk mempermudah dalam mengajarkan materi supaya anak dapat memhami materi tersebut. Untuk mempermudah mengajarkan materi atau konsep – konsep matematika kita dapat mengajarkannya dengan menggunkan modus yang dikemukakan oleh Bruner yaitu :
  1. Modus enaktif
  2. Modus ikonik
  3. Modus simbolik
Selain itu, kita juga dapat menggunakan beberapa pendekatan pembelajaran seperti :
1. Pendekatan Konkret
2. Pendekatan Semikonkret
3. Pendekatan Semi abstrak
4. Pendekatan Abstrak
Tidak hanya itu untuk mengajarkan konsep – konsep matematika, kita harus menggunakan beberapa metode pengajaran. Misalnya metode tanya jawab, demonstrasi, diskusi, ekspositori,  demonstrasi, ceramah dan lain sebagainya.
Setiap ingin mengajarkan suatu materi, sebaiknya seorang guru terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami mengenai standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta tujuan pembelajaran  yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan pembelajaran pun dapat dengan mudah tercapai.

B.     Saran
Secara ringkas, para guru perlu berupaya agar anak-anak kita bernalar dalam pelajaran matematika. Mereka dapat meningkatkan pernalaran kritis dan kreatif mereka melalui proses belajar matematika. Untuk itu, guru perlu merancang bahan belajar dengan baik, sehingga anak-anak kita, di samping menyerap materi ajar, mampu bernalar.Dalam prosesnya, anak didik kita akan masuk dalam wacana dengan bahasa matematika yang tegas. Ini merupakan suatu kesempatan yang baik bagi anak-anak kita untuk belajar berbahasa dengan pernalaran yang benar dengan pengungkapan yang tepat. Jika para guru di kelas dan orang tua di rumah mampu menyediakan proses pembelajaran matematika yang bermutu seperti diatas, maka anak-anak kita akan mampu bernalar secara kritis, aktif, dam kreatif. Tentunya ini mengharuskan kita semua untuk belajar secara berkelanjutan.














DAFTAR PUSTAKA

Joko Moesono & Sujono, 1998.  Matematika 4, Jakarta: Depdibud.
Depdiknas, 2004. Pedoman Pengembangan Silabus, Jakarta.
Depdiknas, 2003.  Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika, Jakarta.
Pujiati, 2004.  Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Berhitung di SD, Jogjakarta:PPPG JOGJAKARTA.
Depdiknas, 2006. Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta.